Setiap tanggal 24 Juli, bangsa Indonesia memperingati
Hari Kebaya Nasional, sebagai bentuk penghargaan dan
pelestarian terhadap kebaya — busana tradisional perempuan yang telah menjadi
simbol keanggunan, kebudayaan, dan identitas nasional. Tahun 2025 menjadi
momentum yang istimewa karena peringatan ini semakin kuat didorong oleh gerakan
pelestarian budaya dan harapan agar kebaya diakui sebagai warisan budaya
tak benda dunia oleh UNESCO.
Kebaya: Simbol Perempuan Indonesia
Kebaya tidak hanya sekadar pakaian. Ia mencerminkan
karakter perempuan Indonesia yang lembut, anggun, namun tangguh. Dari masa ke
masa, kebaya hadir dalam berbagai bentuk dan corak — seperti kebaya
Kartini, kebaya encim, kebaya kutu baru, hingga kebaya modern yang
dipadukan dengan unsur fashion masa kini. Keanekaragaman ini memperlihatkan
betapa kaya dan inklusifnya budaya Indonesia.
Asal-Usul Hari Kebaya Nasional
Hari Kebaya Nasional ditetapkan sebagai bentuk
dukungan terhadap perjuangan komunitas pelestari budaya, seperti Yayasan
Kebaya Warisan Indonesia, dan ribuan perempuan dari berbagai daerah
yang mengusung semangat untuk menjadikan kebaya sebagai identitas nasional.
Tanggal 24 Juli dipilih karena bertepatan dengan hari pengajuan resmi dokumen
ke UNESCO.
Perempuan Nusantara, Bersatu Lewat Kebaya
Peringatan tahun ini mengangkat tema “Perempuan
Nusantara, Bersatu Lewat Kebaya”. Di berbagai daerah, digelar kegiatan
seperti parade kebaya, lomba fotografi, workshop membatik, hingga seminar
budaya. Tak hanya komunitas perempuan, generasi muda, pelajar, ASN, dan pekerja
kantoran juga diajak untuk mengenakan kebaya sebagai wujud kebanggaan terhadap
budaya bangsa.
Kebaya dan Semangat Inklusivitas
Kebaya telah menjadi simbol inklusif yang merangkul
semua perempuan dari berbagai latar belakang: Jawa, Betawi, Sunda, Minangkabau,
Bali, hingga Papua. Pakaian ini bukan hanya milik satu kelompok, tapi milik
semua perempuan Indonesia, bahkan menjadi tren dalam komunitas diaspora
Indonesia di luar negeri.
Menjadikan Kebaya Bagian dari Gaya Hidup
Salah satu tantangan pelestarian kebaya adalah
menjadikannya bagian dari gaya hidup sehari-hari, bukan hanya dipakai dalam
acara resmi atau adat. Kini, banyak desainer muda yang mengembangkan kebaya
casual dan kebaya yang cocok dikenakan ke kantor atau kegiatan
informal, tanpa menghilangkan nilai estetikanya.
Harapan Menuju Pengakuan Dunia
Pemerintah Indonesia bersama komunitas budaya terus
mengupayakan pengajuan kebaya sebagai warisan budaya dunia tak benda dari
UNESCO. Jika berhasil, ini akan menjadi tonggak penting dalam pengakuan
internasional terhadap kontribusi perempuan Indonesia dalam menjaga nilai-nilai
luhur budaya bangsa.
Kebaya di Era Digital
Media sosial menjadi ruang penting dalam kampanye
pelestarian kebaya. Tagar seperti #HariKebayaNasional, #BerkebayaItuKeren,
dan #KebayaGoesToUNESCO menggema di dunia maya. Generasi muda
memanfaatkan platform seperti TikTok dan Instagram untuk membuat konten
edukatif dan inspiratif seputar kebaya.
Aksi Nyata di Sekolah dan Lingkungan
Hari Kebaya Nasional juga menjadi momen edukasi.
Sekolah-sekolah mengadakan kegiatan bertema kebaya, mulai dari lomba desain,
pawai budaya, hingga kelas khusus tentang sejarah kebaya. Ini penting agar
generasi muda memahami bahwa kebaya adalah bagian dari jati diri bangsa.
Penutup: Kebaya, Warisan yang Harus Terus
Hidup
Hari Kebaya Nasional bukan sekadar selebrasi, tapi bentuk komitmen kolektif untuk menjaga dan menghidupkan warisan budaya. Mari jadikan kebaya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, kebanggaan yang menyatukan kita sebagai bangsa yang besar, kaya budaya, dan penuh penghargaan terhadap akar sejarahnya.